Latest Article Get our latest posts by subscribing this site
"WELCOME TO GUDANG ARTIKEL - PENGUNJUNG YANG BAIK SELALU MENINGGALKAN KOMENTAR"

Gelombang Besar di Kota Itu

Cerpen Isbedy Stiawan ZS

MUNGKIN akan banyak yang menaiki perahu itu, kalau saja Khidir tak melubangi lambungnya. Dan perahu akan meluncur saat gelombang besar di kota itu. Ibu memulai kisah malam ini.

Ibu memang juru cerita yang baik, tidak saja aku sebagai anaknya yang mengatakan itu tapi semua orang di kampungku mengakuinya. Sebagai bekas pemain sandiwara rakyat, ibu dikenal sangat piawai saat menarasikan kisah. Banyak orang mengaguminya. Tak sedikit pendengarnya yang terharu (bahkan pernah ada penonton yang menangis histeris) kala ibu membawakan cerita. Keahlian menjadi juru cerita tetap dijaga ibu, bahkan sampai dia beranak lima dan memiliki 15 cucu. Kini usia ibu sudah 80 tahun. Suaranya terdengar lirih jika sedang berkisah.

Senja

Cerpen Yanusa Nugroho

Sering dibayangkannya bahwa awan-awan yang putih di bentangan langit biru itu adalah pulau-pulau kapas. Kadang, awan itu membentuk bentangan air terjun yang membeku, atau gunung karang putih yang mengambang di lautan biru.

Sehari penuh dia amati setiap perubahan yang ada di langit sana. Dan ketika awan-awan itu kian memerah dan akhirnya hilang oleh gelap malam, dia pun berjalan pulang ke rumahnya. Di sapanya rumput, batu, tanah dan perdu. Disenyuminya angin yang dengan nakal menyusup-nyusup di sela rambutnya.

Sesampainya di rumah, dia disambut keheningan yang berjingkrak-jingkrak bagai kanak-kanak menyambut ibu pulang dari pasar. Gelap, beranda rumahnya, berisi kursi plastik yang jebol di sana-sini, serta selapis debu siang hari.

Disapanya mawar merah dalam pot di beranda itu dengan siraman air. Kemudian dinyalakannya saklar dan beranda menunjukkan wajahnya yang samar-samar. Beberapa serangga mengitari bola lampu, seperti bergembira menyaksikan kehidupan ada di rumah itu.

Sepintas Lalu

(Paul Sintli Joyodigimin 2)

Cerpen Aribowo

Sepintas lalu Paul Sintli Joyodigimin melihat perempuan itu di pojok cafe Tunjungan Plasa, di satu siang yang panas. Dari jauh Paul Sintli Joyodigimin melihat perempuan itu ketawa manja di pangkuan seorang laki-laki hitam besar. Dia dikelilingi 4 laki-laki bertubuh besar. Para laki-laki itu sebentar-sebentar ketawa sambil mencubit manja perempuan itu. Dari jarak jauh Paul Sintli melihat perempuan itu bagai boneka Barbie yang sedang ditimang-timang 5 laki-laki. Tubuhnya seolah dilemparkan dari satu tangan ke tangan besar lainnya disertai gelak tawa yang keras. Tubuh perempuan itu bagai kapas: dilempar-lemparkan, digoyang-goyang, dicubit-cubit, dan digendong-gendong. Dalam pandangan sepintas lalu itu Paul Sintli Joyodigimin merasa seperti menonton film. Tapi entah film apa. Entah sesuatu yang lain apa, sesuatu yang riang apa, sesuatu entah apa dan di mana.

Laki-Laki

Cerpen Abidah El Khalieqy

"Selingkuh? Hanya laki-laki tak bermoral yang selingkuh. Jangan samakan aku dengan mereka dong," Prakoso mendorong halus tubuh istrinya, membujuk mulutnya untuk tak lagi berkata-kata.

"Tetapi dua di antara tiga. Ini penelitian paling mutakhir!" sambung Melati, terus bernyanyi.

"Iya??paling tidak, akulah yang satu itu," ia mengerdipkan matanya nakal, sekali lagi dengan harapan, istrinya sudi menggembok mulutnya.

"Laksono selingkuh. Wicaksono selingkuh. Bramantyo juga selingkuh. Sekarang tunjukkan padaku, mana letak perbedaan antaramu dan mereka, teman-temanmu itu," kian teliti Melati mengkritisi.

Sial! Pikir Prakoso. Bukankah semua nama yang disebut Melati adalah para guruku? Adalah profesor ahlinya dalam hal perselingkuhan? Mereka adalah rujukan, referensiku paling lengkap dalam seluruh perjalanan dan lika-liku, strategi pertempuran di ranjang, strategi menyerang dan bertahan, strategi berbohong dan berlagak pilon.

Cerai

Cerpen Badai Ekananda

"Hughes saja mau cerai..." Winda tak menjawab banyak ocehan rekan sekantor, seruang, sekaligus sahabat hidupnya, Neni. Tangan wanita cantik berlesung pipit itu tetap asyik memegang remote control teve 21 inchi yang menghiasi ruang kerjanya. Sesekali Winda membesarkan volume teve yang tengah menayangkan salah satu program infotainment ternama itu. Saat jeda iklan, Winda memindahkan ke channel lain, namun satu hingga dua menit kemudian kembali ke channel yang menayangkan infotainment tadi.

"Mereka kan selebriti, Win. Sementara kita hanya orang biasa. Bedalah, kehidupan para selebriti itu pasti lebih kompleks," tutur Neni.

"Ah, kamu belum pernah married sih. Bisanya ngomong doang, coba kalo udah ngalamin, baru tahu rasa," balas Winda.

"Selebiriti itu konsep dasarnya popularitas. Saat popularitas meredup, mereka cari segala cara untuk mendongkraknya kembali. Dan berita mengenai perceraian itu, salah satu cara aja." Kalimat Neni meluncur dengan nada agak keras, seraya mencoba menyembunyikan ketersinggungan sebagai wanita 35 tahun yang belum bersuami.

KLASIFIKASI INDUSTRI


Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial.
Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI


Lokasi suatu industri berada, selain memperlihatkan karakteristik dari kegiatan industrinya juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan industri tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi keberadaan lokasi suatu industri. Karena itu, pengambilan keputusan dalam merencanakan lokasi industri harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang matang dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pemilihan lokasi yang strategis merupakan kerangka kerja yang presfektif bagi pengembangan suatu kegiatan yang bersifat komersil.
Artinya, lokasi tersebut harus memiliki atau memberikan pilihan-pilihan yang menguntungkan dari sejumlah akses yang ada. Semakin strategis suatu lokasi industri, berarti akan semakin besar peluang keuntungan yang akan diperoleh. Dengan demikian, tujuan penentuan lokasi industri yaitu untuk memperbesar keuntungan dengan menekan biaya produksi dan meraih pangsa pasar yang lebih luas.

1. Faktor-faktor penentuan lokasi industri 

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi industri, di antaranya sebagai berikut.

Cahaya Bulan

Cerpen Guy de Maupassant

Madame Julie Roubere tengah menanti kedatangan kakak perempuannya, Madame Henriette Letore, yang baru saja kembali dari perjalanan ke Negeri Swiss.

Seluruh keluarga Lotere melancong semenjak lima minggu lalu. Madame Henriette mengizinkan suaminya pulang sendirian ke kampung halamannya di Calvados, karena ada beberapa urusan bisnis yang harus diselesaikan, dan menghabiskan beberapa malam di Paris bersama kakaknya. Malam berlalu. Dalam keheningan yang senyap, Madame Roubere asyik membaca dengan pikiran kosong, sesekali menaikkan alis matanya setiap kali mendengar suara.

Akhirnya, pintu rumahnya diketuk, dan kakaknya muncul dalam balutan jaket tebal. Dan tanpa salam formal, mereka berpelukan penuh kasih dalam waktu yang cukup lama, melepaskan pelukan sebentar lalu saling memeluk lagi. Kemudian, mereka saling menanyakan kabar, keluarga dan ribuan hal lain, menggosip dan saling menyela, sementara Madame Henriette sibuk melepas jaket dan topinya.

Pada Suatu Hari

Cerpen Ratna Indraswari Ibrahim

Wawancara yang dimohon wartawati baru itu, oleh Presiden dikabulkan. Padahal, Annisa baru sepuluh bulan bekerja sebagai wartawati di media ini. (Kabar itu membengkakkan rasa cemburu rekan-rekannya, yang lebih senior). Lagi pula, semua orang tahu, yang mulia Presiden tidak mudah diwawancarai!

Dalam wawancara, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh Annisa. Selama wawancara dengan Presiden, tidak diperbolehkan membicarakan politik, ekonomi, baik dalam maupun luar negeri. Yang diperbolehkan hanya membicarakan hal-hal yang ringan. Wawancara bertempat di serambi belakang istana (di mana tempat itu adalah bagian terindah dari istana).

Wawancara akan dilakukan pada jam dua siang. Annisa harus hadir lima belas menit sebelum wawancara dimulai. Tidak diperkenankan membawa fotografer. Dan paling penting yang harus diingat Annisa, tidak diperbolehkan memakai parfum. Presiden yang perokok berat itu, alergi terhadap parfum. Padahal, tanpa parfum kesukaannya, Annisa merasa gamang.

Rajam

Cerpen Muhidin M. Dahlan

DI SIANG garang, di atas paha terbuka istrimu yang membelaimu lembut, kau melihat dari alam jauhmu sebuah kematian yang paling indah dan mencekam. Kematian seorang perempuan jalang.

Ya, seorang perempuan jalang, di lapangan kota, diseret digelandang dalam sebuah iring-iringan riuh. Mirip upacara keagamaan. Beduk-beduk, gending-gending, memekik memekakkan telinga. Ini bukan pasar atau ritual sunatan atau riuh mauludan saban tahun. Tapi riuh gending dan beduk ini adalah tabuh kematian. Sebentar lagi, sejelang lagi, akan tercetus kematian seorang perempuan jalang yang merobek-robek kesadaran beragamamu kelak di kemudian hari.

RAH-KANG RI

Cerpen Budi Palopo

SENJA telah jatuh. Warna langit di barat Kampung Negariki telah berubah. Kuning keemasan yang tadinya terlihat cerah, berganti dominasi warna merah. Tapi, sejumlah anak lelaki telanjang dada itu masih juga tampak asyik bermain tembak-tembakan.

"Dor? Dor?Dor?!"
Pelepah daun pisang yang dijadikan senjata api laras panjang dibidikkan berulang-ulang. Yang kena tembak harus mati, kendati tak lama kemudian boleh hidup lagi. Ada yang tiarap. Ada yang bersembunyi. Ada yang berlari-lari.

Saat itu, di pojok luar rumah, Rah pun masih juga tampak asyik mengelus-elus sepatu kumal yang tergeletak di dekat tempat sampah. Entah itu sepatu lars milik siapa. Tak jelas pula siapa yang pertamakali memakainya. Yang pasti, sepatu kotor itu tak bertali. Tanpa pasangan, hanya tinggal yang sebelah kiri.

Mimpi tentang Rumah

Cerpen Mustafa Ismail

KAMI punya rumah di kampung. Tidak besar, tapi cukup menyenangkan. Rumah itu semi permanen. Ayah membangun rumah itu ketika aku kecil. Ibuku yang menimbun bagian dalam rumah itu, dengan tanah merah, sebelum diberi lantai dari semen campur pasir. Tanah itu diambil dari kebun kosong persis di depan bakal rumah kami, yang juga milik salah seorang famili ibu.

Waktu itu ibu tengah hamil adikku. Tetapi ibu tidak peduli. Ia memaksa diri mengangkut tanah untuk menimbun, karena bersemangat untuk punya rumah. Itu dilakukan ibu setiap pagi sampai matahari berada di atas kepala. Aku, yang waktu itu masih kecil, sepulang sekolah ikut membantu ibu. Biasanya aku mengangkut tanah dengan pengki dan membawa tertatih-tatih. Kalau sudah siang, ibu berhenti dan pulang untuk memasak. Aku juga ikut pulang karena lepas siang aku bersiap- siap untuk mengaji di meunasah.
***

AYAH dan ibu membangun rumah itu boleh dikata dengan semangat. Ayah seorang pegawai kecil di sebuah sekolah dan ibu membantu menambah pendapatan keluarga dengan menanam sayur-sayuran di halaman rumah tempat kami tinggal yang memang cukup luas.

Lelaki Muda dan Gadis Kecil

Cerpen Susialine Adelia

"Tamu Bu," Bibi membungkuk santun, mengarahkan ibu jarinya ke ruang depan.

"Siapa?" tanyaku sambil melipat koran, melepas kaca mata.

"Tidak tahu Bu, belum pernah ke mari."

Aku mengangguk. Bangkit dengan benak penuh tanya, aku yakin tamu itu bukan teman bisnisku, karena ini hari Minggu. Bukan pula saudara, karena biasanya mereka menelepon lebih dulu memastikan aku ada di rumah. Mungkin saudara jauh atau teman lama yang tidak tahu adat kebiasaanku? Bisa jadi.

Begitu membuka pintu kudapati seorang lelaki muda dan gadis kecil yang tengah bercanda di teras. Lelaki itu berkulit coklat terbakar matahari, berpakaian agak lusuh. Si gadis kecil berkulit lebih terang, berbaju baru dengan bahan kualitas rendah. Ketika gadis itu menoleh padaku, segera kutangkap sinar di wajahnya yang membuatku terkesiap beberapa saat. Sinar wajah itu tak asing bagiku. Meski bentuk hidung dan mata kedua tamu itu sama --yang membuatku bisa segera menyimpulkan bahwa mereka adalah bapak dan anak-- namun kutemui sinar lain di wajah anak itu.

Konvensi

Cerpen A. Mustofa Bisri

Sungguh aku bersyukur. Sebagai dukun yang semula paling-paling hanya nyapih dan nyuwuk anak kecil monthah, rewel dan nangis terus, atau mengobati orang disengat kalajengking, kini --sejak seorang sahabatku membawa pembesar dari Jakarta ke rumah-- martabatku meningkat. Aku kini dikenal sebagai "orang pintar" dan dipanggil Mbah atau Eyang. Aku tak lagi dukun lokal biasa. Pasienku yang semakin hari semakin banyak sekarang datang dari mana-mana. Bahkan beberapa pejabat tinggi dan artis sudah pernah datang. Tujuan para pasien yang minta tolong juga semakin beragam; mulai dari mencarikan jodoh, "memagari" sawah, mengatasi kerewelan istri, hingga menyelamatkan jabatan. Waktu pemilu kemarin banyak caleg yang datang dengan tujuan agar jadi.

Tuhan kalau mau memberi rezeki hamba-Nya memang banyak jalannya. Syukur kepada Tuhan, kini rumahku pun sudah pantas disebut rumah. Sepeda onthel-ku sudah kuberikan pembantuku, kini ke mana-mana aku naik mobil Kijang. Pergaulanku pun semakin luas.

Sang Pengembara

Cerpen: Antoni

CINTA membuatku bodoh. Sebetulnya aku membenci keadaan ini. Sudah lama aku tidak jatuh cinta. Dan tiba-tiba makhluk gaib itu datang, menyergapku dari belakang, membantingku dengan kasar, jatuhlah aku ke pelaminan.

Aku seorang pengembara, tapi kini aku terjerat tali pernikahan. Bayangkan. Seorang pengembara terjerat tali pernikahan! Pernikahan tanpa janur kuning melengkung, tanpa kelapa gading menggelantung, tanpa setandan pisang raja, melati dironce-ronce, apalagi gending Kodok Ngorek, tidak ada sama sekali. Semua berlangsung tawar, tidak semerbak, abu-abu, persis mendung menggantung.

"Ini pernikahan resmi kan, Ma?" tanyaku kepada ibu mertuaku, setelah semua tamu pulang.

"Resmi…!" Alis matanya agak menaik. "Ada naib dan petugas KUA. Sah
menurut hukum dan agama. Emangnya kenapa?"

ANALISIS LOKASI INDUSTRI


A. Lokasi Industri


Pemilihan lokasi industri memiliki arti yang sangat penting sebab akan mempengaruhi perkembangan dan kontinuitas proses dan kegiatan industry.

Faktor yang mempengaruhi dan perlu diperhitungkan dalam menentukan pilihan lokasi industri disebut faktor lokasi yang terdiri atas bahan mentah, sumber tenaga, pasar, sarana, pengangkutan, ketersediaan air, dan lainnya. Masalah lokasi timbul karena unsur-unsur yang mempengaruhi faktor lokasi tersebut tidak selalu terdapat pada daerah yang sama dan sering terpencar. Oleh karena itu, berdasarkan orientasi faktor-faktor lokasi yang mempengaruhinya maka ada kecenderungan lokasi industri berada dekat dengan bahan mentah atau berada dekat sumber tenaga atau berada sumber tenaga kerja atau dekat dengan pasar.

Beberapa industri seperti industri makanan, minuman, industri kulit (sepatu), dan industri pakaian mungkin bisa ditempatkan dimana saja ( foot-lose industry ). Akan tetapi, pada umumnya industri demikian akan memilih daerah pasar sebagai lokasinya. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas dua teori yang dapat menjadi acuan dalam menganalisis lokasi industri.

05.03.2004

Cerpen Lan Fang

05.03.2004: 06.00 - 09.00 pagi.
Aku bangun dengan jiwa berpengharapan. Matahari pagi menembus kisi-kisi batinku yang remang. Sejenak hatiku terasa ringan ketika merasa seharusnya ada sesuatu yang "manis" untukku hari ini. Semalam, aku memang tidur lebih cepat. Karena aku ingin lebih cepat menyongsong pagi.
Perasaan itu membuatku segera terbang ke kamar mandi. Kucuran air membuatku terasa nyaman. Lalu kubiarkan busa sabun menjilati tubuhku yang telanjang. Membilasnya. Membelitkan handuk di tubuhku. Mengenakan pakaian. Berkaca.
Saat mereguk kopiku yang masih hangat di atas meja, aku tersenyum ketika melihat banyak SMS masuk yang berisi ucapan selamat ulang tahun. Mas Ari, seorang redaktur harian beroplah besar di Surabaya; Vina dan Evy, sekretaris di kantorku; Rudi, sahabat yang tidak pernah berpaling; Janet, adik yang paling sering berselisih paham denganku; Vera seorang gadis muda energik editor sebuah penerbit.
Aku sudah meraih tas, kamera, dan notes kecilku, siap hendak berangkat ke kantor. Meski begitu banyak SMS yang masuk, tetapi aku masih menunggu dari seseorang...

Rumah-Rumah Menghadap Jalan

Cerpen Raudal Tanjung Banua

Rumah-rumah menghadap jalan, dan membuka pintu-pintunya untuk kepergian. Ia selalu bergumam dengan nada sesal, sambil menyaksikan kendaraan bersileweran, berhenti, datang dan pergi. Debu berhamburan dekat halaman. Di saat bersamaan, ia mendengar bunyi seruling, jauh di belakang, seperti memanggil-manggil. Tapi ia tahu, tak ada lagi barisan kerbau dihalau anak gembala ke sebentang padang rawa-rawa. Tempat itu sudah lama tiada, ditimbun, dibikin jalan baru, dan rumah-rumah baru pun takzim menghadap jalan yang belum sempat diberi nama itu. Tentu dengan harga tanah yang lantas mengharu-biru!

Rumahnya sendiri (setengah tembok beratap seng karatan) menghadap jalan utama, yang menghubungkan kota-kota di selatan dan di utara --kota-kota yang hanya sesekali dijelangnya. Dan bila ia menjelang salah satu kota di selatan atau di utara, dengan membawa hasil keringatnya, hatinya siap teriba. Betapa tidak. Cabai yang ia turun-pikulkan dari mobil datsun atau pick-up tumpangan, selalu saja jeblok di pasar raya. Beberapa kali ia menyimak baik-baik siaran RRI yang membacakan daftar harga sayur-mayur, dan dadanya akan berdebar saat item cabe merah keriting disebutkan, sambil melirik sekarung goni cabainya tersandar miring di sudut dinding. Alamat menunggu busuk atau hancur.

Cabang-Cabang Geograļ¬ dan Ilmu Penunjang


Secara garis besar disiplin ilmu geograļ¬ dibagi menjadi dua yaitu geograļ¬ ļ¬sik dan geograļ¬ manusia.

1.  Geograļ¬ Fisik

Geograļ¬ ļ¬sik mempelajari gejala ļ¬sik dari permukaan bumi yang meliputi tanah, air, udara dengan segala proses dan dinamikanya. Penekanan geograļ¬ ļ¬sik adalah gejala alamiah permukaan bumi yang menjadi tempat hidup manusia.
Kajian geograļ¬ ļ¬sik ditunjang oleh kajian Geologi, Geomorfologi, Ilmu Tanah, Meteorologi, Klimatologi dan Oseanograļ¬.
  1. Geologi mempelajari tentang bagaimana bumi terbentuk dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
  2. Geomorfologi mempelajari bentuk permukaan lahan dan sejarah pembentukanya.
  3. Ilmu Tanah mempelajari sifat-sifat ļ¬sik tanah dan segala seluk beluk mengenai jenis tanah yang terdapat di alam.
  4. Meteorologi dan Klimatologi mempelajari gejala cuaca dan iklim yang terjadi di alam.
  5. Oseanograļ¬ mempelajari tentang seluk beluk kelautan seperti sifat- sifat salinitas, arus laut, sedimen kelautan.

Jagat Raya


1. Pengertian Jagat Raya

Jagat raya atau alam semesta (the universe) merupakan ruang tidak terbatas yang di dalamnya terdiri atas semua materi, termasuk tenaga dan radiasi. Jagat raya tidak dapat diukur, dalam arti batas-batasnya tidak dapat diketahui dengan jelas.

Galaksi, bintang, matahari, nebula, planet, meteor, asteroid, komet, dan bulan, hanyalah sebagian kecil dari materi di jagat raya yang dikenal manusia yang hidup di Bumi. Akan tetapi, secara lebih mendalam semua yang ada di jagat raya masih merupakan rahasia yang sama sekali belum terungkap. Hal ini antara lain disebabkan karena tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia dalam mengungkap rahasia alam semesta masih sangat terbatas.

Seperti diketahu Bumi tempat tinggal manusia merupakan suatu bulatan kecil yang dikenal sebagai suatu planet anggota dari sistem tata surya dengan matahari sebagai pusatnya. Matahari merupakan salah satu bintang dari sekitar 200 miliar bintang yang ada di Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways atau Kabut Putih). Lebih jauh lagi berdasarkan penelitian, Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi yang ada di jagat raya, melainkan terdapat ratusan, jutaan, bahkan terdapat miliaran galaksi pengisi jagat raya ini.


Cara Membuat Label/Category dengan menu Drop Down

Tips blog kali ini saya ingin memposting yang berjudul cara buat Label menggunakan menu drop down.
tau g' menu drop down apa.?
ne menurut saya ya..
menu drop down adalah bentuk tampilan menu kita yang di persingkat atau di buat untuk penghematan juga.
contoh gambar nya seperti ini :















Mengganti Tulisan Posting Baru/Lama dengan Gambar

Biasanya dibagian paling bawah artikel kamu terdapat tulisan seperti ini "Older Post / NewerPost" atau "Posting Lama / Posting Baru" .
Nah mungkin awal-awalnya kamu nggak tahu maksudnya apa tulisan tersebut dan setelah tahu oooo..... ternyata itu link menuju ke artikel-artikel sebelumnya dan juga artikel-artikel yang baru.
Nah mungkin kamu ingin mengganti tulisan tersebut dengan tulisan yang lain,misalnya dengan tulisan "Artikelku Sebelumnya" atau "Coretanku Yang dulu" atau bahkan dengan sebuah gambar.
Nah pingin tahu caranya? mari kita mulai Tutorialnya...
1. Login dulu ke blogger
2. Pilih Design/Rancangan
3. Pilih Edit HTML
4. Beri tanda centang pada kotak "Expand Widget Template"
5. Cari kode berikut ini,

<data:newerPageTitle/>

SEJARAH PEMBENTUKAN KULIT BUMI


Bumi merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang diyakini terbentuk bersamaan dengan terbentuknya tata surya itu sendiri, yaitu sekitar 5.000 juta tahun yang lalu. Para ahli memperkirakan bahwa matahari terbentuk terlebih dahulu, sedangkan planet-planet termasuk bumi masih dalam wujud awan, debu, dan gas kosmis yang disebut nebula yang berputar mengelilingi matahari. Awan, debu, dan gas kosmis tersebut terus berputar dan pada akhirnya bersatu karena pengaruh gravitasi, kemudian mengelompok membentuk bulatan-bulatan bola besar disebut planet, termasuk di dalamnya Planet Bumi.
Bumi pada awalnya merupakan planet yang sangat panas, suhu permukaannya mencapai 4.000° C. Dalam jangka waktu jutaan tahun, suhu bumi kemudian turun dan mengakibatkan terjadinya pembekuan bagian permukaan bumi disebut kerak atau kulit bumi (litosfer), sedangkan bagian dalam Planet Bumi sampai saat ini masih dalam keadaan panas dan berpijar.

Guru

Cerpen Putu Wijaya

Anak saya bercita-cita menjadi guru. Tentu saja saya dan istri saya jadi shok. Kami berdua tahu, macam apa masa depan seorang guru. Karena itu, sebelum terlalu jauh, kami cepat-cepat ngajak dia ngomong.

"Kami dengar selentingan, kamu mau jadi guru, Taksu? Betul?!"
Taksu mengangguk.

"Betul Pak."
Kami kaget.

"Gila, masak kamu mau jadi g-u-r-u?"
"Ya."

Saya dan istri saya pandang-pandangan. Itu malapetaka. Kami sama sekali tidak percaya apa yang kami dengar. Apalagi ketika kami tatap tajam-tajam, mata Taksu nampak tenang tak bersalah. Ia pasti sama sekali tidak menyadari apa yang barusan diucapkannya. Jelas ia tidak mengetahui permasalahannya.

Makam Para Pembangkang

TEMUILAH aku di bukti itu.

Jika engkau menyukai pendakian, engkau akan menjumpai aku. Bukit itu sangat dekat dengan nadimu. Tanpa engkau tahu, aku telah menunggumu sejak berabad-abad lalu. Datanglah, sebelum rindu cemasku membatu.

Engkau tak perlu menakar keberanianmu untuk menempuh pendakianmu. Engkau pun tak perlu memeras banyak keringatmu. Mungkin kau temui jalan sedikit berliku, tapi percayalah engkau akan disambut ramah bebatuan dan tanah. Di balik belukar, memang ada beberapa ular, namun engkau tak perlu khawatir. Mereka akan segera menyingkir sebelum engkau hadir.

Abad demi abad telah berpacu-berlari, namun bukit itu tetap ada di sana, hanya selapis tipis dari impianmu. Jika selapis impianmu bisa kau terobos, maka engkau akan sampai di sana: Bukit Bayang. Tak lebih dari 1.000 meter engkau mendaki. Tak akan ada rasa nyeri merajam kaki. Engkau tak perlu khawatir untuk tergelincir.

Terbakar

Cerpen Korrie Layun Rampan

Apakah yang unik dikisahkan tentang Bentas Babay? Arus sungai yang berubah dari sebuah dataran tanjung yang berlekuk ke selatan, dan tanjung yang memanjang itu digali oleh Babay --seorang pedagang yang selalu memintas di tempat itu dengan perahu berdayung dua. Karena ingin memperpendek jarak, Babay menggali tanjung curam itu. Oleh aliran air sungai yang deras selama musim banjir, lama-kelamaan tanjung itu putus dan membentuk sungai baru. Bagian ke hilir sungai itu membentuk sebuah teluk, yang pada arus air dalam, teluk itu memusar dengan ulak yang masuk ke dalam lingkaran arus yang deras. Ngeri sekali tampaknya.

Karena terusan yang berubah jadi sungai itu digali Babay, hingga kini orang menyebutnya Bentas Babay, yang maknanya bertemunya sungai baru akibat putusnya sebuah dataran tanjung.

Tapi penting apakah hingga ia perlu diceritakan? Adakah di tempat itu pernah terjadi sesuatu yang istimewa seperti pertempuran sengit saat pendaratan tentara Sekutu di Normandia? Atau ada pohon berhantu seperti beringin tua dan meninggalkan kematian dari zaman ke zaman seperti kelaparan dan pembantaian yang mengerikan? Atau ada hal-hal lainnya yang mengandung kisah seperti perselingkuhan dan marabencana?

Ahmed

Cerpen Zoya Herawati

Bocah sebelas tahun itu megap-megap. Dialihkan pandangannya dari semangkuk air yang kubawakan untuk membasuh mukanya. "Jauhkan!! Ah...jauhkan! Aku tak mau..."

Aku memandangnya iba. Kasihan, bocah sekecil ini telah menerima vonis terpisah dari ayah-bundanya akibat bencana. Ia belum tahu bahwa pada hari ditemukan di atas sebuah dahan pohon setelah air mengering, ia harus membuang seluruh kerinduannya kepada kampung halaman dan semua yang dicintainya.

Membawanya keluar dari daerah bencana bukan perkara mudah. Tiga hari tiga malam aku harus bersitegang dengan Komite Penyelamat Anak-Anak Korban Bencana.

"Tidak ada yang boleh dibawa dari daerah ini, apa pun alasannya!" ketua komite berkata meledak-ledak. Di sampingnya sang sekretaris mengangguk-angguk lemah.
"Ini bukan persoalan politik! Kemanusiaan! Cuma kemanusiaan!" aku membalas tak kalah kerasnya.

Perampok

Cerpen Teguh Winarsho AS


MENGGIGIL tubuh Rasti, berjalan cepat menerobos udara subuh. Berkali-kali ia mengeratkan jaket, berusaha mengusir dingin. Kabut masih mengeremang di udara, terkadang menghalang pandang mata Rasti yang sembab merah. Semalam Rasti hanya tidur beberapa jam. Beberapa jam yang sangat menggelisahkan. Pandu, anak laki-laki semata wayangnya sudah dua hari demam, tergolek di atas ranjang. Tapi bukan itu yang membuat Rasti gelisah. Bukan. Siang nanti ia bisa membawa Pandu ke dokter dan pasti sembuh. Rasti selalu percaya pada para dokter yang bisa memberi keajaiban, seperti malaikat.

Pandu masih tidur nyenyak sewaktu Rasti keluar rumah. Rasti sebenarnya bisa mengajak Pandu, menggendongnya di belakang dengan kain jarik. Mungkin Pandu akan tetap tidur nyenyak di gendongannya hingga ia kembali ke rumah. Menyiapkan makan pagi dan siang sedikit berangkat ke dokter. Tapi Rasti tak tega melihat dirinya tampak begitu hina, seperti pengemis, di depan Palwito, suaminya. Rasti tak tahu

Lelaki dengan Bekas Luka di Jidatnya

Cerpen Sunaryono Basuki Ks

Lelaki yang duduk tepekur di atas kursi malas yang diletakkan di kebun bunga dengan halaman tertutup rerumputan hijau lembut itu adalah seorang pemburu yang terkenal mahir menggunakan senapannya. Tak ada suara anak-anak di rumah itu sebab mereka semuanya, kecuali si bungsu, sudah pergi meninggalkannya mencari rezeki di kota-kota yang jauh, bahkan di sebuah pengeboran minyak lepas pantai di wilayah Ceram.

Mereka adalah anak-anak yang dulunya sangat rajin belajar dan berhasil menyelesaikan studi mereka di universitas-universitas terkenal. Putut, yang tertua, yang dulunya bekerja di pengeboran minyak lepas pantai, sekarang bekerja sebagai konsultan di sebuah perusahaan asing berukuran raksasa, dan dia tidak pernah tinggal di satu kota besar dalam tempo yang lama. Kegiatannya berterbangan dari satu bandara ke bandara internasional yang lain, memberikan

Ninochka

Cerpen Anton Chekhov

PINTU terbuka perlahan dan Pavel Sergeyevich Vikhlyenev, sahabat lamaku, muncul dari balik pintu. Meski masih muda ia penyakitan, terlihat tua, ditambah perawakannya yang berbahu tegap, kurus kering dengan hidung panjangnya. Benar-benar sosok yang tidak menarik! Namun, di sisi lain ia memiliki wajah yang ramah, lembut, juga tegas. Setiap kau memandang wajahnya kau akan berkeinginan untuk meraba dengan jari-jarimu, merasakan dengan sungguh-sungguh kehangatan yang dimilikinya. Seperti umumnya kutu buku, temanku dikenal sebagai orang yang pendiam, kalem, dan pemalu. Ditambah lagi saat ini wajahnya terlihat agak pucat dan sangat gelisah tak seperti biasanya.

"Ada apa denganmu, teman?" tanyaku sambil melirik wajahnya yang pucat dan bibirnya yang gemetar. "Kau sedang sakit atau ada masalah lagi dengan istrimu? Kau tak terlihat seperti biasanya!"

Mimpi Terindah Sebelum Mati

Cerpen Maya Wulan

RAMADHANI, sekalipun sedang sekarat, aku masih ingat dengan ucapanku pada suatu kali. Di satuan waktu yang lain, berkali-kali kukatakan kelak aku akan lebih dulu pergi darimu. "Mati muda," kataku datar. Dan kau selalu saja mengunci mulutku dengan cara mencium bibirku. Memutus kata-kataku yang menurutmu tidak pantas. Hanya saja pada satu waktu, sebelum akhirnya kita harus berpisah untuk meluncur dihembuskan ke perut bumi, kau sempat menampar pipi kiriku ketika lagi-lagi aku mengulang kalimat tentang kematian itu. Tidak ada lagi ciuman seperti biasanya. Aku berpikir mungkin kau sudah tak bisa bersabar menghadapiku. Atau kau terlalu takut? Padahal aku sudah begitu sering bicara tentang daun yang bertuliskan namaku di ranting pohon itu. Bahwa dia, kataku, sedang menguning dan beranjak kering untuk kemudian bersegera gugur. Usianya sangat pendek, tidak akan sampai menyaingi usia kita di sana.

CARA MEMASANG CHAT BOX MELAYANG

Chat box sangat bermanfaat di blog kita, untuk berkomunikasi antar pengunjung atau pemilik blog . Selain itu chat box juga dapat mempercantik blog kita. Cara membuat chat box sangat mudah, dan mungkin sudah banyak yang mengetahuinya. Saya akan berbagi sekedar yang saya ketahui.

Caranya:
1. Rancangan
2. Tambah gadget
3. HTML/Java Script
4. Masukkan kode HTML berikut

Batu Domino yang Beradu

Cerpen Marhalim Zaini

Lebih baik jadi kuli di negeri sendiri.
Setelah segalanya seperti menyusut ke dalam gelap, dan menghadirkan bintik-bintik cahaya lampu, serupa ratusan bintang yang terapung di sepanjang pelabuhan, di sinilah surga mereka. Di mana lagi, selain kedai kopi tempat mereka kembali, tempat (seolah) mereka menemukan sebuah keluarga. Surga dapat dibangun di mana saja, dan dihuni oleh siapa saja, pikir mereka.

Keluarga adalah surga. Keduanya ada saat kita membuatnya ada. Dan mereka selalu merasa menemukan keduanya. Tak ada yang benar-benar merasa kehilangan, saat batu-batu domino mulai beradu. Kehilangan adalah cerita lain, yang sengaja diasingkan. Ia tak boleh hadir saat kesulitan-kesulitan hidup bagai mendesak dalam setiap detik waktu yang berjalan setiap hari. Mereka kuli. Kesadaran sebagai kuli harus ditanamkan dalam-dalam, supaya tak berkesempatan perasaan-perasaan busuk singgah dan menggoda mereka untuk melakukan hal-hal yang buruk. Seorang kuli bukan seorang pencuri. Ini harus diyakini. Meski terkadang banyak mata yang memosisikannnya tak terlalu jauh berbeda. Tapi mereka tak ingin mengerti. Sebab tak cukup waktu untuk memahami dan mengerti tentang status, tentang kedudukan. Mereka merasa sebutan kuli sudah cukup memberi kepercayaan diri bagi mereka, dan itu lebih baik daripada seorang gelandangan atau pengangguran.

Komponen Peta


Peta adalah gambar sebagian atau seluruh permukaan bumi pada bidang datar, diperkecil dengan skala dan proyeksi tertentu.

Jenis-jenis Peta 

Jenis Peta berdasarkan informasi atau isinya peta :
  1. Peta umum (peta ikhtisar), adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu di permukaan bumi secara umum. Peta umum dibedakan menjadi  dua,  yaitu  peta  chorografi  dan  peta  topografi.  Peta  chorografi adalah peta yang menampilkan permukaan bumi secara umum, seperti peta dunia, peta benua,  dan peta  kabupaten. Peta topografi  adalah  peta  yang  menampilkan  relief  permukaan  bumi.
  2. Peta khusus (tematik) adalah peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja di permukaan bumi. Contoh peta tematik antara  lain  peta  pariwisata,  peta  kepadatan  penduduk, peta  pertambangan,  dan  sebagainya.

Jenis Peta berdasarkan skalanya :

1 . Peta  kadaster,  berskala  1:  100  s.d.  1:  5.000.
2 . Peta  skala  besar,  berskala  1  :  5.000  s.d.  1: 250.000.
3 . Peta  skala  sedang,  berskala  1:  250.000  s.d  1: 500.000.
. Peta skala kecil, berskala 1: 500.000 s.d 1:1.000.000.

Fungsi Dan Tujuan Pembuatan Peta

Fungsi Peta

Peta mempunyai beberapa fungsi di berbagai bidang, antara lain untuk:

menunjukkan posisi atau lokasi relatif (letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain) di permukaan bumi, dengan membaca peta kita dapat mengetahui lokasi relatif suatu wilayah yang kita lihat, misal :
Propinsi Jawa Barat terletak di antara propinsi Jawa Tengah dan propinsi Banten
Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terletak di antara propinsi Nusat Tenggara Barat (NTB) dan negara Timor Leste
memperlihatkan atau menggambarkan bentuk-bentuk permukaan bumi (misalnya bentuk benua, atau gunung) sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta,
menyajikan data tentang potensi suatu daerah, misalnya :
Peta potensi rawan banjir
Peta potensi kekeringan
Peta Potensi Air

Laki-Laki Sejati

Cerpen Putu Wijaya

Seorang perempuan muda bertanya kepada ibunya.
Ibu, lelaki sejati itu seperti apa?

Ibunya terkejut. Ia memandang takjub pada anak yang di luar pengamatannya sudah menjadi gadis jelita itu. Terpesona, karena waktu tak mau menunggu. Rasanya baru kemarin anak itu masih ngompol di sampingnya sehingga kasur berbau pesing. Tiba-tiba saja kini ia sudah menjadi perempuan yang punya banyak pertanyaan.

Sepasang matanya yang dulu sering belekan itu, sekarang bagai sorot lampu mobil pada malam gelap. Sinarnya begitu tajam. Sekelilingnya jadi ikut memantulkan cahaya. Namun jalan yang ada di depan hidungnya sendiri, yang sedang ia tempuh, nampak masih berkabut. Hidup memang sebuah rahasia besar yang tak hanya dialami dalam cerita di dalam pengalaman orang lain, karena harus ditempuh sendiri.

Kenapa kamu menanyakan itu, anakku?
Sebab aku ingin tahu.
Dan sesudah tahu?
Aku tak tahu.

Wajah gadis itu menjadi merah. Ibunya paham, karena ia pun pernah muda dan ingin menanyakan hal yang sama kepada ibunya, tetapi tidak berani. Waktu itu perasaan tidak pernah dibicarakan, apalagi yang menyangkut cinta. Kalaupun dicoba, jawaban yang muncul sering menyesatkan. Karena orang tua cenderung menyembunyikan rahasia kehidupan dari anak-anaknya yang dianggapnya belum cukup siap untuk mengalami. Kini segalanya sudah berubah. Anak-anak ingin tahu tak hanya yang harus mereka ketahui, tetapi semuanya. Termasuk yang dulu tabu. Mereka senang pada bahaya.
Setelah menarik napas, ibu itu mengusap kepala putrinya dan berbisik.

NYELAMA SAKAI

Cerpen Amien Wangsitalaja

Petikan sampe mulai mendenting-denting. Kanjet nyelama sakai dimulailah sudah. Dan kembali aku menyukai lagi keberadaanku di sini. Tarian itu menyambutku lagi. Dan seperti dulu, aku selalu akan menunggu dengan hati berdenyar datangnya kanjet manyam tali, karena tarian itu memiliki kekuatan tertentu untuk mengaduk-aduk rasa, seolah melemparkan tali pengikat kepadaku untuk aku selalu berada di bawah pengaruh gendamnya sehingga tak bisa keluar dari mencintai tempat ini.

Aku merasakan kenikmatan itu, kenikmatan diikat oleh sesuatu yang samar-samar tapi terasa, agaknya, sungguh-sungguh eksotik. Aku bahkan mengangankan suatu saat diriku betul-betul dilempari selendang oleh satu dari para penari itu sehingga aku bisa merasakan aroma keringatnya dari dekat. Tapi, ini bukan ronggeng, dan tentu saja karenanya di sini tak ada konsep nibakake sampur. Ah, sayang.

Jangan-jangan, aku sebetulnya memang ingin, suatu ketika, berkenalan dengan satu dari para penari itu. Kami akan duduk diam berdua sambil masing-masing mencoba meraih pesona. Atau, bercengkerama di lantai ulin. Kuharap ia akan membubuhkan buluh perindu ke gelas minumku.

Betul, rupanya aku menyukai kota ini. Kukira Samarinda hanyalah kota yang kumuh. Di banyak tempatnya terlalu berdebu, di banyak tempat yang lain terlalu banyak digenangi air yang baunya busuk menyengat. Tapi, kutatap secara samar-samar warna eksotika. Betul.

AGONI PENGANTIN

Cerpen Dina Oktaviani

Baiklah. Aku akan menikahimu. Meski alasan yang kita dapatkan hanya makin membikin engkau dan aku ragu.

Dalam ruang berbentuk lingkaran, orang-orang segera mengambil bagiannya dalam pesta. Menyantap semua yang selayaknya dihidangkan dalam perayaan. Di tengah-tengah mereka, pengantin perempuan memucat. Ia memandang pengantin lelaki dan berkata pada dirinya sendiri: inilah yang kauinginkan. Pengantin lelaki berdiri tegak tanpa kehilangan sedikit pun garis puas di wajahnya. Perempuan itu merasakan mual yang berlebihan meski tahu dirinya mandul.

Inilah yang kauinginkan. Mengapa rasa takut itu jadi milikmu sekarang? Berhari-hari sebelum hari kemarin engkau masih bisa berkata tidak pada siapa pun. Engkau menulis apa pun yang kauinginkan. Semua yang kauanggap benar adalah sungguh benar. Orang-orang memanjakanmu dengan larangannya dan engkau menghindar. Engkau bantah semua perkataan yang tak baik bagi kegelisahanmu. Engkau pun sendiri.

Tinggal di sebuah kamar di sebuah rumah di sebuah kota. Engkau memasak makanan yang baru bagimu. Makan siang mengganti sarapan yang selalu tertunda. Mendengar lagu-lagu dari penyanyi lama yang baru kausukai. Ada delapan baris rak penuh buku di kamarmu dan engkau mampu menyerap hanya dengan memandang punggung judulnya. Lantas engkau duduk saja di hadapan rak itu, meletakkan cermin ukuran wajah di mukamu. Memandangi bayangan sendiri sambil berulang-ulang menghisap rokok dan menuang air ke cangkir. Memikirkan sumber penghasilan baru. Membuat catatan-catatan berisi hutang-hutang kecil. Bosan, lantas kau mencoba menuliskan sesuatu yang belum pernah kautuliskan sebelumnya.

Kupu-Kupu Tidur

Cerpen Wawan Setiawan

Kupu-kupu itu bersayap kuning, terbang ke sana kemari di tanah samping. Coba lihat, ia sedang mencari sesuatu, di balik daun bunga sepatu. O, ternyata benar, ia sedang menitipkan telurnya. Nanti telur-telur itu jadi ulat. Ulat-ulat itu merayap dari daun ke daun. Memangsa daun-daun itu, nyaem nyaem nyaem, ia besar, gemuk, lalu masuk ke kepompong. Nah sudah. Coba lihat, dari satu ujung lubang kepompong, lepaslah seekor kupu-kupu, warnanya kuning, seperti induknya.

Aku mengimajikan proses itu. Sebuah proses alami. Alam telah menyediakan segala sesuatunya, agar semuanya dapat berproses, tentu secara alami pula. Kupu-kupu kuning tadi telah pergi, ke halaman rumah tetangga. Di samping rumah ada sirsak, pisang, mangga, dan pepaya. Ada juga bluntas dan gambas. Di bawah pohon dan perdu itu, sedikit menghampar rumput hijau, halus, enak di kaki. Di halaman depan, sama, ada rumput hijau. Di atasnya, ada pepaya, alamanda, cemara pipih, dan melati. Tanaman itu mengisi hari-hariku, ya di tengah-tengah alam semesta yang besar dan "tenang" ini, aku ditimpa keraguan, kebimbangan.

"Hesti, aku sudah mempertaruhkan hidupku, tapi jalan hidup ternyata lain. Aku tak sanggup lagi mampir di rumah kita, yang konon bertabur bintang berjuta. Berbulan bundar, persis harapanku. Tapi bulan dan bintang di rumah kita adalah milikmu. Aku ditakdirkan tidak memilikinya."

Pagi Bening Seekor Kupu-Kupu

Cerpen Agus Noor

1.
AKU terbang menikmati harum cahaya pagi yang bening keemasan bagai diluluri madu, dan terasa lembut di sayap-sayapku. Sungguh pagi penuh anugerah buat kupu-kupu macam aku. Kehangatan membuat bunga-bunga bermekaran dengan segala kejelitaannya, dan aku pun melayang-layang dengan tenang di atasnya.
Sesaat aku menyaksikan bocah-bocah manis yang berbaris memasuki taman, dengan topi dan pita cerah menghiasi kepala mereka. Aku terbang ke arah bocah-bocah itu. Begitu melihatku, mereka segera bernyanyi sembari meloncat-loncat melambai ke arahku, "Kupu-kupu yang lucuuu, kemana engkau pergiii, hilir mudik mencariii…"
Aku selalu gembira setiap kali bocah-bocah itu muncul. Biasanya seminggu sekali mereka datang ke taman ini, diantar ibu guru yang penuh senyuman mengawasi dan menemani bocah-bocah itu bermain dan belajar. Berada di alam terbuka membuat bocah-bocah itu menemukan kembali keriangan dan kegembiraannya. Taman penuh bunga memang terasa menyenangkan, melebihi ruang kelas yang dipenuhi bermacam mainan. Sebuah taman yang indah selalu membuat seorang bocah menemukan keluasan langit cerah. Ah, tahukah, betapa aku sering berkhayal bisa terbang mengarungi langit jernih dalam mata bocah-bocah itu? Siapa pun yang menyaksikan pastilah akan terpesona: seekor kupu-kupu bersayap jelita terbang melayang-layang dalam bening hening mata seorang bocah…
Aku pingin menjadi seperti bocah-bocah itu! Menjadi seorang bocah pastilah jauh lebih menyenangkan ketimbang terus-menerus menjadi seekor kupu-kupu. Alangkah bahagianya bila aku bisa menjadi seorang bocah lucu yang matanya penuh kupu-kupu. Terus kupandangi bocah-bocah itu. Alangkah riangnya. Alangkah gembiranya. Uupp, tapi kenapa dengan bocah yang satu itu?! Kulihat bocah itu bersandar menyembunyikan tubuhnya di sebalik pohon. Dia seperti tengah mengawasi bocah-bocah yang tengah bernyanyi bergandengan tangan membentuk lingkaran di tengah taman itu…

Kamar Belakang

Cerpen Teguh Winarsho AS

SAMAR dan kabur pandangan Nastiti, saat kedua kakinya menginjak lantai ruang tamu. Lututnya kian gemetar menjaga keseimbangan tubuh yang mulai goyah. Mencoba berdiri lebih tegak, Nastiti benar-benar tak kuat, buru-buru merapat dinding, merambat persis seekor cicak. Nastiti menghampiri kamar depan yang paling dekat, membuka pintu dengan sisa tenaga yang ada, lalu menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk. Perlahan-lahan kelopak matanya mengatup.

Di kamar belakang, masih setengah telanjang, Sawitri dan Wiguno pucat. Sekian menit mereka menahan napas, tak tahu harus berbuat apa. Wiguno tak menduga sama sekali jika Nastiti, istrinya, pulang lebih cepat dari biasanya. Tapi tiba-tiba Wiguno heran, tak mendengar lagi suara Nastiti. Wiguno jadi penasaran tak yakin jika istrinya sudah pulang. Anak-anak muda Karang Taruna suka nyelonong masuk rumah memberi undangan. Wiguno hendak keluar memastikan siapa yang datang, tapi tiba-tiba Sawitri menahan lengannya. Kuat.

"Sstt! Jangan cari perkara!" Suara Sawitri pelan, tapi tajam.
Wiguno urung melangkah, menatap Sawitri yang sibuk mengenakan kutang. Ada kecewa di mata Wiguno. Ada hasrat yang belum lunas. "Kita belum selesai…" Wiguno menelan ludah.

"Edan, kamu!"
"Tenang. Paling cuma anak-anak ngasih undangan. Mereka sudah pergi…" Meski belum terlalu yakin dengan dugaannya, Wiguno berusaha meyakinkan Sawitri. Tatap matanya berubah serius. Sawitri menarik napas dalam-dalam tak begitu yakin dengan ucapan Wiguno. Sawitri masih merasakan jantungnya berdebar kencang. Tapi setelah berpikir beberapa saat, dengan isyarat mata akhirnya Sawitri menyuruh Wiguno keluar. Entah, giliran Wiguno yang tiba-tiba ragu.

Bisikan Aneh...

Cerpen Yanusa Nugroho

Jangan lupakan aku. Kabari aku jika kau sudah sampai di sana, begitu katamu ketika melepaskan kepergianku. Namun, pada saat yang bersamaan, perasaan ini berkata lain. Ada sesuatu yang tiba-tiba melintas, dan dengan caranya yang aneh pula dia mengatakan bahwa yang akan terjadi adalah sebaliknya.
Oleh karenanya, mungkin jika kau memperhatikan tatapan mataku, atau mimik yang tergambar di raut wajahku, kau akan tahu bahwa aku meragukan setiap kata yang kau ucapkan kepadaku.
Tetapi, itulah. Aku sendiri tak tahu lagi kepada siapa aku menaruh kepercayaan. Dusta itu sudah terlalu sering menghujaniku. Kebohongan rasanya seperti genting pada setiap rumah, atau jendela dengan kaca-kaca timah menorehkan warna-warninya di kehidupanku. Sehingga, jangan heran jika pada akhirnya aku pun mendiamkan saja apa yang terjadi pada diriku. Toh, akhirnya kau berbohong kepadaku.
"Jangan lupa, ya.." Itu ucapanmu sambil melemparkan senyum dari bibir yang biasa kau berikan padaku untuk kulumatkan di malam-malam kita tempo hari.
Ah, sandiwara apa lagi yang tengah kau mainkan, manisku? Bahkan ketika kukatakan bahwa kepergianku ini untuk sesuatu yang penting bagi kita, dan kau menunjukkan keberatan karena lamanya kita berpisah, aku sudah tahu bahwa itu hanya pura-pura saja. Kepura-puraan seutas tali layang-layang, yang kau tarik seolah menurunkan, yang sesungguhnya membuat terbangnya kian tinggi. Aku tahu, sayangku, aku tahu.
Maka, ketika pesawat ini mendarat dan aku melanjutkan perjalanan dengan landrover, mendaki dan menjelajahi tanah tak ramah, aku pun kian tergelak-gelak oleh sandiwara yang kau mainkan. Tidak, kau tidak bermain, tetapi menyutradari lakonku. Aha, kau menjadi sutradaranya!

Di Dusun Lembah Krakatau

Cerpen St. Fatimah*)

Banjo berjalan gontai pelan-pelan di belakang emaknya. Burung-burung gagak hitam terbang rendah, berkoak-koak memekak. Di atas, langit yang damai tak menjanjikan sama sekali rasa aman.

Lewat baris-baris pohon jati di sepanjang jalan, si emak dan anak laki-lakinya itu dapat melihat lembah Krakatau yang melandai berombak-ombak. Tak mereka jumpai lagi sosok-sosok manusia yang berarak tak henti-henti mendaki seperti semut, tak peduli disambut oleh lingkaran awan tebal dan gumpalan langit tak berawan. Sebuah kabar burung tentang anak siluman telah memutus urat keberanian mereka.
"Banjo!"
Emaknya tiba-tiba berhenti.

Mendengar namanya dipanggil, anak itu terkejut. Bukan karena takut, melainkan karena firasat yang semakin dekat. Kenyataan yang akan datang tentang firasat itu bisa terasa sangat sakit, bahkan bisa juga mematikan.
"Kau lelah, Jo? Sepertinya Emak terlalu memaksamu berjalan hingga sejauh ini. Maafkan Emak, Jo."

Sesudah mengusap liur yang meleleh di sudut bibirnya, si emak menggandeng tangan Banjo, dan ucapnya lagi, "Ayo kita pergi ke pohon besar di sana itu. Kita buka bekal makanan kita. Kau lapar kan?"
Banjo tidak menjawab dengan kata-kata. Ia mengangguk saja, lalu mengekor patuh di belakang emaknya.

Dendang Sepanjang Pematang

Cerpen: M. Arman AZ

Adalah kenangan yang menghimbauku untuk menengok pohon randu itu. Letaknya menjorok sekitar sepuluh meter di sebelah kiri jalan masuk kampung. Dahan-dahannya seperti masa lalu yang merentangkan tangan. Aku tergoda untuk membelokkan langkah ke sana. Bersijingkat menyibak rimbun ilalang setinggi pinggang.

Ohoi, pohon randu, inilah dia si anak hilang. Lama sudah dia tak pulang. Sambut dan peluklah dia sepenuh kenang.

Kutelisik sisi belakang batang randu itu. Sekian tahun silam, menggunakan sebilah belati milik kakek yang kupinjam tanpa izin beliau, aku dan beberapa teman bergiliran memahat nama kami di sana. Tak ada lagi ukiran nama kami. Aku tersenyum kecut menyadari kebodohanku barusan. Bukankah pohon randu terus tumbuh seiring guliran waktu? Kuletakkan pantat di tanah yang lembab. Menyandarkan punggung di kekar batang randu. Kuhela napas haru. Aroma humus dan ilalang mengepung dari segenap penjuru.

Dari pohon yang jadi tapal batas kampung ini dengan kampung seberang, kusaksikan pagi menggeliat lagi. Ufuk timur perlahan benderang. Aku teringat selembar kartu pos bergambar sunrise yang mengintip dari balik punggung gedung-gedung pencakar langit. Seorang teman mengirimnya dari negeri yang jauh. Konon dia sekarang jadi kelasi kapal pesiar. Entah di belahan dunia mana dia kini berada. Masih ingatkah dia pada pohon randu ini? Masih ingatkah dia pada Pak Narto, guru kami dulu? Andai dia tahu beliau telah mangkat, sanggupkah dia lipat jarak dan waktu agar bisa ikut mengantar kepergiannya?

Seharusnya Berjudul Celana Dalam

Cerpen Etik Juwita

Sundari sedang memasukkan baju-baju kotor ke mesin cuci ketika suara lantang majikan perempuannya menggema dari arah kamar tidur utama.

"Cundaliiii!!" jerit itu terdengar lagi. Sundari terkesiap, gugup. Sundari tahu benar, ketika namanya disebut lengkap begitu sesuatu yang luar biasa pasti sedang terjadi. Tiga bulan tinggal bersama keluarga asing yang menjadi majikannya, sudah membuatnya mulai mengerti kebiasaan tuan dan nyonyanya.

Sundari mencoba mengingat-ingat, apa kira-kira yang telah diperbuatnya pagi ini atau kemarin malam. Sundari yakin tidak ada yang tidak wajar. Memang, sejak kepulangannya dari Amerika kemarin sore, Mam tak habis-habisnya menekuk wajah. Sepertinya ia menyesal telah pulang. Tuan pergi ke China, berangkat dua jam sebelum Mam kembali. Sundari buru-buru memindahkan semua baju dari dalam keranjang ke mesin cuci. Tapi, belum sempat ia menuangkan deterjen, suara majikannya terdengar dekat. Menyembul dari pintu dapur, "Cundaliiii!!" Sundari menoleh, dan tanpa diperintah lagi mengikuti langkah majikannya. Dag dig dug jantungnya berirama bingar.

"Look!!" jari lentik majikannya menunjuk laci pakaian dalamnya yang terbuka. Sundari mendekat, mengamati setiap pernik di dalamnya. Rapi, tidak ada yang salah letak. Beberapa saat Sundari cuma tertegun. Sampai majikannya dengan menggunakan sisir mencoba mengangkat sesuatu (celana dalam!). Sundari tetap tidak mengerti.

B U Y A

Cerpen Damhuri Muhammad

Setitik cahaya menyembul dari balik semak-semak di kaki bukit. Mungkin suluh orang yang mencari belut sawah atau menjaring ikan di sungai Batang Mungo sepanjang lereng bukit itu. Tapi, makin mendekat, makin jelas terlihat. Makin terang terasa. Lalu, cahaya itu menggulung seperti dihempas angin limbubu. Menggumpal, membulat, membesar seperti bola api. Melayang dan melaju kencang ke arah Surau Tuo. Lama sekali bola api itu berputar-putar di atas permukaan tanah kosong, tepat di sisi kanan mihrab Surau Tuo, hingga sekeliling surau itu terang benderang seperti tersiram sinar bulan purnama keempat belas. Padahal, malam itu bukan malam terang bulan.
’’Pertanda apa ini, Bilal?’’ tanya Katik, gemetar dan tergagap-gagap.
’’Ini petunjuk yang kita tunggu-tunggu selama ini.’’
’’Petunjuk?’’ tanya Katik lagi, ’’Maksudnya apa?’’
’’Kita sudah beroleh jawaban tentang raibnya jasad buya,’’ jawab Bilal, sambil tersenyum lega.
’’Jadi….jadi….Ini petunjuk tentang buya Ibrahim Mufti yang menghilang beberapa tahun lalu?’’
Hanya dalam hitungan hari sejak Katik, Bilal, segenap ninik mamak, alim ulama bermufakat dan memutuskan bahwa peristiwa munculnya cahaya pada malam gelap bulan itu benar-benar pertanda yang tak diragukan kebenarannya, masyarakat Taram dari enam jorong: Tanjung Ateh, Tanjung Kubang, Tanjung Balai Cubadak, Parak Baru, Sipatai, dan Subarang, berbondong-bondong ke Surau Tuo. Saling bahu-membahu, menggali tanah pekuburan, mendirikan makam bagi almarhum buya Ibrahim Mufti. Hari itu, kali pertama mereka menggali kubur, tapi tak ada mayat yang bakal ditimbun di liang lahat. Keempat sisinya ditembok semen setinggi dua meter, sementara bagian atasnya diatap seng. Seperti makam para wali, kuburan orang-orang keramat.

AIDA ”KREOL”

Cerpen Raudal Tanjung Banua

INI kepulangan yang mendebarkan, setelah lama ia bayangkan bakal menuntaskan kunjungan ke sebuah kota "yang dibangun dari menara sekaligus terowongan bawah tanah". Ya, ini akan menjadi kepulangan yang menuntaskan segala sesak di dada Aida, tentu bukan lantaran ia punya sedikit gejala asma. Meski ia sendiri, sungguh celaka, tak sanggup merumuskan sesak karena apa. Aneh memang, tiap kali ia mencari tahu apa yang bergolak dalam batinnya (yang sesungguhnya tidak menyenangkan), yang muncul justru debar. Seolah ia menunggu sesuatu entah apa, tapi dengan membayangkannya saja semuanya terasa menyenangkan.
Ah, semoga benarlah semua bakal menyenangkan, ia berharap. Ya, mestinya memang demikian. Ini kepulangan yang kedua kalau dihitung sejak ia bertunangan dengan Kudal, laki-laki perantauan yang dicintainya. Serta kepulangan pertama sejak Aida menikah dan punya seorang anak yang gemar melukis bis. Seharusnya pernikahan mereka di kampung juga, tapi malaria yang menulari mereka di kapal, membuat mereka memasang nawaitu, membulatkan tekad untuk segera menikah jika sembuh --padahal baru saja datang dari kampung yang jauh.
Maka begitu sembuh, jadilah mereka "pengantin malaria", berkah yang menuntaskan pertunanganan menjadi perkawinan seketika, mengenyahkan sekian rumus rumit berumah tangga. (Mengapa tak malaria di kampung saja kalau ternyata membuat kami menikah sekarang juga? Kata Kudal garuk kepala. O, inilah rahasia jodoh, kata petugas nikah yang arif-bijaksana). Batal menikah di kampung, tak apa, toh semuanya rampung dengan cepat, di mana mereka sebagai pengantin pun kaget mendapatkan diri saling pandang di ranjang rumah kontrakan. Sepasang mata mereka basah. Tapi lalu terbiasa. Termasuk menyiapkan kepulangan kali ini, sebutlah "membayar hutang" kepulangan yang tertunda --o, mereka pun arif-bijaksana!

Langit Menggelap di Vredeburg

Cerpen Sulialine Adelia

Beginilah menjelang senja di jantung kota. Sekelompok remaja nongkrong di atas motor model terbaru mereka sambil ngobrol dan tertawa-tawa. Ada juga remaja atau mereka yang beranjak dewasa duduk berdua-dua, di bangku semen, di atas sadel motor, atau di trotoar. Anak-anak kecil berlarian sambil disuapi orang tuanya. Pengamen yang beristirahat setelah seharian bekerja. Dan orang gila yang tidur di sisi pagar.
Di salah satu bangku kayu panjang, bersisihan dengan remaja yang sedang bermesraan, Reyna duduk menghadap ke jalan. Hanya duduk. Mengamati kendaraan atau orang-orang yang melintas. Menunggu senja rebah di hamparan kota.
Tiba-tiba laki-laki itu sudah berada di depannya sambil mengulurkan tangan. "Apa kabar?" katanya memperlihatkan giginya yang kekuningan. Asap rokok telah menindas warna putihnya.
"Kamu di sini?" Reyna tak mampu menyembunyikan keterkejutannya. Segala rasa berpendaran dalam hatinya. Senang, sendu, haru, pilu, yang kesemuanya membuat Reyna ingin menjatuhkan dirinya dalam peluk lelaki itu.
Begitu juga Mozes, lelaki tua yang berdiri di depan Reyna. Dadanya bergemuruh hebat mendapati perempuan itu di depan matanya. Ingin ia memeluk, menciumi perempuan itu seperti dulu, tetapi tak juga dilakukannya.
Hingga Reyna kembali menguasai perasaannya, lalu menggeser duduknya memberi tempat Mozes di sebelahnya.
"Kaget?" tanya Mozes, duduk di sebelah Reyna.
Reyna tertawa kecil.

Sang Primadona

Cerpen A. Mustofa Bisri

Apa yang harus aku lakukan? Berilah aku saran! Aku benar-benar pusing.
Apabila masalahku ini berlarut-larut dan aku tidak segera menemukan pemecahannya, aku khawatir akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan kegiatanku dalam masyarakat. Lebih-lebih terhadap dua permataku yang manis-manis: Gita dan Ragil.

Tapi agar jelas, biarlah aku ceritakan lebih dahulu dari awal.
Aku lahir dan tumbuh dalam keluarga yang -katakanlah-- kecukupan. Aku dianugerahi Tuhan wajah yang cukup cantik dan perawakan yang menawan. Sejak kecil aku sudah menjadi "primadona" keluarga. Kedua orang tuaku pun, meski tidak memanjakanku, sangat menyayangiku.

Di sekolah, mulai SD sampai dengan SMA, aku pun --alhamdulillah-juga disayangi guru-guru dan kawan-kawanku. Apalagi aku sering mewakili sekolah dalam perlombaan-perlombaan dan tidak jarang aku menjadi juara.

Ketika di SD aku pernah menjadi juara I lomba menari. Waktu SMP aku mendapat piala dalam lomba menyanyi. Bahkan ketika SMA aku pernah menjuarai lomba baca puisi tingkat provinsi.

Dambala of Telekinetik

Cerpen Antoni

Sejurus ia tercenung. 500 meter dari tempatnya berdiri, terlihat bangkai helikopter masih dikepung api. Beberapa detik lalu, heli itu meledak, terjatuh dari ketinggian 10 ribu kaki. Sebelum tergolek di bibir pantai, moncongnya menghantam karang, terbanting-banting, meledak berkeping-keping. Dapat dipastikan, dua penumpangnya tewas. Satu pilot dan satu mekanik jet tempur.

Sebelum beranjak pergi, ia melakukan re-check dengan teropong kecil yang selalu disimpan di saku baju dalamnya. Tidak ada yang bergerak. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Ia bernapas lega. Sekali lagi, matanya menyapu seluruh pantai, memastikan tidak ada yang melihatnya berdiri di atas bukit batu 37 derajat dari arah matahari yang mulai muncul di ufuk timur. Posisinya berlindung memang sangat menguntungkan. Celah batu karang itu tidak pernah diperkirakan bisa dimuati satu orang dewasa.

Ia pun mengemasi peralatannya, Kristal Piramida, kawat penghantar listrik kuningan, segitiga kematian --begitu selalu ia menyebutnya, dan beberapa sisa pembakaran dupa. Ia memeriksa ulang video hand-phone-nya. Memastikan semuanya sudah terekam secara sempurna.

Menu Makan Malam

Cerpen Kadek Sonia Piscayanti

Sesuatu yang kelak retak dan kita membikinnya abadi
Ibu bersumpah untuk membangun keluarganya di atas meja makan. Ia terobsesi mewujudkan keluarga yang bahagia melalui media makan bersama. Maka, ia menghabiskan hidupnya di dapur, memasak beribu-ribu bahkan berjuta-juta menu makanan hanya untuk menghidangkan menu masakan yang berbeda-beda setiap harinya. Ia memiliki jutaan daftar menu makan malam di lemari dapurnya. Daftar itu tersusun rapi di dalam sebuah buku folio usang setebal dua kali lipat kamus besar Bahasa Indonesia, berurut dari menu masakan berawal dengan huruf A hingga Z. Ia menyusun sendiri kamus itu sejak usia perkawinannya satu hari hingga kini menginjak usia 25 tahun. Di sebelah kamus resep masakan itu, bertumpuk-tumpuk pula resep masakan dari daerah Jawa, Madura, Padang, bahkan masakan China. Belum lagi kliping resep masakan dari tabloid-tabloid wanita yang setebal kamus Oxford Advanced Learner.

Buroq

Cerpen: Ratih Kumala

Tak ada yang lebih aneh dari pada terbangun pada sebuah sore gerimis di bulan suci dan mendapati dirinya penuh mengingat mimpi yang baru saja turun dalam lelap satu menit lalu; ia seorang bejat yang tak pernah salat- bermimpi bertemu Muhammad. Bagaimana bisa?

Inilah yang dikerjakannya setiap hari, bangun menjelang siang setelah malamnya menghabiskan berbotol-botol bir bersama teman-teman di depan kios tattonya. Tidak ada yang pernah benar-benar tahu siapa nama aselinya. Semua orang memanggilnya Cimeng, tentu itu bukan nama aslinya. Kulitnya gelap dan dia menggambarinya dengan tatto berwarna-warni. Dia menyebutnya seni, teman-temannya menyebutnya keren, anak-anak ABG menyebutnya anak punk, sedang tetangga-tetangga yang sudah pasti tidak menyukai kios tattonya menyebutnya berandal.

Pencerita mimpi siang itu sangat baik pada dirinya. Tentu saja ia heran, dirinya yang selama ini menganggap dunia brengsek maka dia harus menjadi seorang brengsek pula, tiba-tiba menjadi orang terpilih yang bertemu Muhammad dalam mimpinya. Ia tak tahu apa artinya, tapi mimpi itu sangat jelas. Hanya ada satu yang tidak jelas; wajah Muhammad.

Kota Kelamin

Cerpen Mariana Amiruddin
Mataku berkaca membentuk bayangan. Bayangan wajahnya. Wajah pacarku. Wajah penuh hasrat menjerat. Duh, dia menyeringai dan matanya seperti anjing di malam hari. Aku tersenyum dalam hati, ia menggeliat, seperti manusia tak tahan pada purnama dan akan segera menjadi serigala. Auu! Ia melolong keras sekali, serigala berbadan sapi. Mamalia jantan yang menyusui. Aku meraih putingnya, menetek padanya, lembut sekali. Lolongannya semakin keras, menggema seperti panggilan pagi. Pada puncaknya ia terkapar melintang di atas tubuhku. Dan tubuh pagi yang rimbun. Ia tertidur.

Pagi menjelang, ketika gelap perlahan menjadi terang. Tampak tebar rerumput dan pepohonan menjulang, angin dan sungai dan di baliknya bebek-bebek tenggelam dalam gemericik. Kutatap tubuhnya yang berkeringat membasahi tubuhku. Mengalir menumpuk menjadi satu dengan keringatku. Bulir-bulir air seperti tumbuh dari mahluk hidup. Bulir-bulir yang juga dinamai embun-embun bertabur di atasnya, bercampur keringat kami.

Jangan Menyebut Dua Frasa Itu

Cerpen Marhalim Zaini

Yang hidup di tepi laut, tak takut menyambut maut.
Tapi ia, juga orang-orang yang tubuhnya telah lama tertanam dan tumbuh-biak-berakar di kampung nelayan ini, adalah sekelompok paranoid, yang menanggung kecemasan pada dua frasa. Dua frasa ini merupa hantu, bergentayangan, menyusup, menyelinap, dan acapkali hadir dalam sengkarut mimpi, mengganggu tidur. Dan saat bayangannya hadir, ia membawa kaleidoskop peristiwa-peristiwa buruk, yang menyerang, datang beruntun. Maka, ketahuilah bahwa dua frasa itu sesungguhnya kini hadir lebih sebagai sebuah energi negatif yang primitif, selain bahwa ia juga sedang menghadirkan dirinya dalam sosoknya yang energik, molek dan penuh kemegahan.

Tapi mampukah ia, si renta yang bermulut tuah, bertahan untuk tidak menyebut dua frasa itu, yang sesungguhnya telah demikian lekat bersebati di ujung lidahnya, bagai asin laut yang ia cecap setiap hari dan terus mengalir di air liur ke-melayu-annya.

Malam-Malam Nina

Cerpen Lan Fang

Ini sudah hari ke empat Nina kelihatan murung. Kian hari wajahnya semakin mendung dengan mata nanar dan bisu. Kerjanya setiap hari bangun dengan masai lalu duduk termenung.

Sebetulnya itu bukan urusanku. Karena Nina bukan siapa-siapaku. Ia hanya menyewa sebuah kamar di rumahku. Ia tinggal bersamaku baru dua bulan ini. Tetapi entah kenapa aku langsung menyukainya.

Rumahku tidak terlalu besar. Juga tidak terlalu bagus. Sederhana saja. Rumahku berada di kampung yang dindingnya rapat dengan tembok rumah sebelah. Ada tiga kamar kosong. Tetapi aku tinggal sendirian. Karenanya aku menyewakan kamar-kamar kosong itu untuk menunjang hidupku di samping aku membuka sebuah warung kelontongan kecil di depan rumah.

Penghuni kamar pertama adalah Anita. Ia cantik dan selalu wangi karena ia bekerja sebagai seorang beauty advisor kosmetik terkenal di counter kosmetik sebuah plaza megah. Anita supel, periang dan pandai berdandan.

Peradilan Rakyat

Cerpen Putu Wijaya

Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."

Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."

Komponen Peta

 1. Judul peta

2. Skala angka
3. Nomor lembar peta seri
4. Daerah yang dicakup
5. Edisi (tahun), petunjuk letak peta
6. Keterangan proyeksi peta
7. Pengarang/penerbit
8. Petunjuk orientasi utara
9. Skala grafis
10. Pembagian daerah administrasi
11. Petunjuk pembacaan koordinat geografis
12. Grid lintang
13. Grid bujur

Komposisi Peta Topografi Baru

Manfaat Geografi Bagi Kehidupan

Beberapa manfaat ilmu geografi dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

Pemanfaatan ilmu geografi yang berkaitan dengan bidang litosfer
Pemanfaatan tata guna lahan untuk kegiatan pertanian.
Pengidentifikasian atau pengenalan daerah-daerah pusat gempa sehingga dapat mengantisipasi kemungkinan yang terjadi.
Pemanfaatan sumber daya tambang yang dihasilkan dari suatu daerah.
Pemanfaatan energi geotermal, yaitu panas bumi melalui peledakan rongga-rongga besar di dalam kerak bumi.

Pemanfaatan ilmu geografi yang berkaitan dengan bidang atmosfer
Adanya prakiraan cuaca yang membantu dalam kegiatan perhubungan dan pertanian.
Pemanfaatan kilatan petir untuk menambah sumber daya energi listrik.
Pemanfaatan angin untuk membantu kegiatan pelayaran.
Pemanfaatan lapisan udara untuk frekuensi gelombang radio.
Penggunaan angin sebagai sumber energi melalui kincir angin ataupun alat aerodinamika.
Melalui pembelajaran konsep iklim, dapat diciptakan suatu iklim buatan dengan rumah kaca untuk tanaman.

Peringatan 10 November

Pertempuran Surabaya merupakan peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda. Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.

Insiden di Hotel Yamato, Tunjungan, Surabaya
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Insiden Hotel Yamato

Hotel Oranye di Surabaya tahun 1911.Setelah munculnya maklumat pemerintah Indonesia tanggal 31 Agustus 1945 yang menetapkan bahwa mulai 1 September 1945 bendera nasional Sang Saka Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia, gerakan pengibaran bendera tersebut makin meluas ke segenap pelosok kota Surabaya. Klimaks gerakan pengibaran bendera di Surabaya terjadi pada insiden perobekan bendera di Yamato Hoteru / Hotel Yamato (bernama Oranje Hotel atau Hotel Oranye pada zaman kolonial, sekarang bernama Hotel Majapahit) di Jl. Tunjungan no. 65 Surabaya.

BIOGRAFI Ir. SOEKARNO

LATAR BELAKANG KELUARGA

Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika..

LATAR BELAKANG SEKOLAH

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.

PACARAN SEHAT ITU SEPERTI APA YA???

Pada saat ini, kekerasan pada masa pacaran merupakan masalah yang sering ditemui dan cukup kompleks. Namun demikian, kita harus tetap berusaha untuk mengantisipasi munculnya kekerasan dalam masa pacaran ini. Salah satu cara yang mungkin bisa dilakukan, terutama oleh remaja adalah dengan melakukan pacaran yang ”sehat”. Pacaran yang ”sehat” adalah pacaran yang memenuhi kriteria ”sehat”, baik sehat fisik, sehat psikis, sehat sosial, maupun sehat seksual .
Sehat fisik. Pacaran dikatakan sehat secara fisik jika dalam aktivitas berpacaran tersebut tidak ditemui adanya kekerasan secara fisik. Nah, itu berarti bahwa walaupun remaja putra secara fisik memang lebih kuat dari remaja putri, bukan berarti remaja putra dapat seenaknya menindas ataupun memanipulasi remaja putri secara fisik.
Sehat psikis. Pacaran dikatakan sehat secara psikis, jika sepasang individu yang menjalaninya mampu saling berempati serta mengungkapkan dan mengendalikan emosinya dengan baik, saling percaya, saling menghargai, dan saling menghormati. Dengan demikian, hubungan di antara keduanya menjadi lebih nyaman, saling pengertian, dan juga ada keterbukaan.

Trik Pacaran Sehat

Do's :

-Mesra tapi Wajar
Pasti banyak banget orang yang ga suka ngeliat kemesraan yang berlebihan.
Amannya sih.... kamu tunjukin & ungkapin sisi romantis yang pengen dikasih
ke pacar dengan sesuatu yang ga bikin orang lain risih.

- Ngerti Sikon
Pacaran & mesra2an juga harus kenal waktu & tempat kan? Kalo kamu
pengen keliatan mesra di hadapan temen2 pasti juga ada waktunya. Jangan
waktu lagi bikin tugas bareng temen2, yang lain lagi pada serius, kamu ma
pacarmu malah asyik mesra2an. Wah bisa ditendang lo..!

- Punya Prioritas
Kamu harus tau apa kewajibanmu di kampus / skull. Kamu punya banyak
temen & kamu punya hak sebagai seorang pacar. Kalo emang ada tugas yang
harus kamu kerjain buat kepentingan kampus / sekolah, ya kamu kerjain dulu,
atau janji yang harus ditepati ma temen. Sekali-kali nolak ajakan pacar juga
ga pa pa koq.

10 Karakteristik Cewek dan Cara Menaklukannya

1. ANGGUN
Tipe cewek ini merupakan tipe cewek yang bisa dikatakan layaknya Putri Solo. Dalam bertingkah laku halus banget, ngomongnya juga halus. Biasanya cewek tipe ini rambutnya lurus dan panjang. Badannya juga agak tinggi dibandingkan cewek yang lain. Suka banget dengan yang namanya dandan, dan segala bentuk perawatan tubuh dan wajah.
Hal yang paling disukai adalah segala barang yang cewek banget, kaya yang warna pink, bunga, atau boneka lucu.
Cara menaklukan cewek ini biasanya dibutuhkan perhatian yang banyak dari si cowok. Sering aja sms ama kirim email atau FB. Biasanya cewek tipe ini gampang merespon, tapi terkadang bisa menipu. Kelihatannya mau, tapi pas ditembak malah nolak. Waspada aja ya gan.

2. CHILDISH
Childish disini bukan berarti umurnya yang masih bau kencur ya gan, tapi sifatnya aja yang masih kaya anak kecil. Kebanyakan dari mereka cerewet, manja dan mudah ngambek. Pola berpikirnya masih anak-anak, suka hal-hal yang bersifat senang-senang dan berpikirnya juga lola (loading lama).
Cara menaklukannya ya dengan cara anak-anak pula. Sering-sering aja manjain tuh cewek. Kasih eskrim atau apa yang dia suka. Yang terpenting buat dia senang dan jangan sampai ngambek.

Kriteria Memilih Pasangan Hidup Menurut Islam

Kritertia Memilih Pasangan Hidup Menurut Islam
Setelah kita mengetahui tentang tujuan menikah maka Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk berhati-hati dalam memilih pasangan hidup karena hidup berumah tangga tidak hanya untuk satu atau dua tahun saja, akan tetapi diniatkan untuk selama-lamanya sampai akhir hayat kita.
Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah mudah tetapi membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus sesuai dengan syariat Islam. Orang yang hendak menikah, hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangannya yang berarti akan menjadi bagian dalam hidupnya. Wanita yang akan menjadi istri atau ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya demikian pula pria menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari itu, janganlah sampai menyesal terhadap pasangan hidup pilihan kita setelah berumah tangga kelak.
Lalu bagaimanakah supaya kita selamat dalam memilih pasangan hidup untuk pendamping kita selama-lamanya? Apakah kriteria-kriteria yang disyariatkan oleh Islam dalam memilih calon istri atau suami?
A. Kriteria Memilih Calon Istri
Dalam memilih calon istri, Islam telah memberikan beberapa petunjuk di antaranya :

Tips/Cara Menjaga Hubungan Cinta Dengan Pacar/Kekasih Agar Tidak Putus Cinta

Memiliki pacar yang kita sayangi dan cintai sangat menyenangkan untuk dijalani. Selama masa berpacaran pasti akan ada berbagai masalah yang datang silih berganti. Jika anda berhasil menjalani itu semua, maka kesuksesan anda adalah menikah dengan doi.
Di bawah ini adalah beberapa hal yang perlu anda lakukan agar hubungan anda tetap menyenangkan dan lancar dengan pacar tercinta sehingga dapat menikahinya :
1. Komunikasi Yang Intensif
Dengan teknologi yang sudah maju anda bisa sering menelpon dan mengirim sms ke dia dengan obrolan yang segar dan tidak membosankan. Usahakan bisa menelfon si dia setiap malam hari dengan tarif yang murah meriah sehingga anda dapat berlama-lama ngobrol dengannya berdua. Jika si doi sudah merasa nyaman dan senang ditelfon maka komunikasi yang anda lakukan dalam kondisi yang baik.
Hindari menanyakan hal yang sama berulang-ulang dan dapat membuat pasangan anda bosan menjawabnya. Jika anda mempunyai sesuatu hal yang menarik dan baru, sampaikanlah. Selain malam hari, jangan ganggu si dia terlalu lama. Cukup dengan telepon sebentar dan beberapa sms segar. Jangan paksakan melakukan komunikasi jika keadaan sedang tidak memungkinkan.

Makna Cinta Sejati

“Tiada hari tanpa ngobrolin cinta…”
Betul itu, tidak salah. Setiap hari dan setiap saat semua orang di dunia ini tak pernah berhenti-henti membicarakan masalah yang berkaitan dengan cinta.
Dalam kehidupan manusia, cinta sering menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri, kadang-kadang mencintai orang lain. Cinta pada diri sendiri membuat seseorang akan mampu menjaga dirinya. Bayangkan kalau seseorang tidak mencintai diri sendiri, pasti ia takkan peduli dengan kondisi dirinya. Kalau ia sudah mencintai diri sendiri, akan muncul dorongan sebaliknya, yaitu membenci segala sesuatu yang dapat memadorotkan dirinya. Namun yang patut diingat adalah cinta pada diri sendiri pun harus diimbangi dengan bentuk-bentuk cinta pada yang lain.

Lalu Cinta itu sendiri apa?
Menurut pandangan umum, Cinta adalah sebuah perasaan ingin membagi secara bersama-sama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain baik berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa saja yang diinginkan objek tersebut.

tips menemukan cinta sejati

Menemukan cinta sejati tidak semudah membalik telapak tangan, perlu pemikiran dan kondisi yang ideal untuk menentukan bahwa seseorang adalah cinta sejati Anda. Namun ada tips yang dapat membantu menemukan cinta sejati. Ini dia!
1. Jangan mencarinya. Cinta tidak datang pada seseorang yang mencarinya. Jika memang Anda baru saja mengakhiri suatu hubungan, fokuslah pada diri dan kehidupan pribadi terlebih dahulu. Tidak perlu terburu-buru mencari cinta yang baru, dan nikmati kesendirian Anda.
2. Beri waktu untuk diri sendiri. Temukan aura positif Anda. Jika perasaan puas terhadap diri muncul, maka secara otomatis aura positif itu akan terpancar. Dan orang di sekitar pun akan melihatnya. Itulah daya tarik bagi diri Anda.
3. Jika sudah siap untuk membuka lembaran baru bagi hubungan, maka mulailah memilih karakter pasangan seperti apa yang diidamkan. Tak hanya dari segi fisik namun juga mental dan kepribadian.
4. Bergaul dan hang out. Hal itu akan membuka kesempatan bagi Anda untuk bertemu orang baru. Siapa tahu salah satu di antara mereka adalah cinta sejati Anda.
5. Berani ambil risiko. Jika suatu hari Anda bertemu dengan seseorang yang sesuai dengan kriteria cinta sejati, jangan ragu untuk mengambil langkah.

tips patah hati

hati hati patah hati

Ngomongin soal patah hati, pasti ga akan lepas dari yang namanya cinta. Kalo sudah ngomongin soal cinta, maka ceritanya panjang neh. Tul ga? Dari awal mula manusia diciptakan sampe nanti hari kiamat, cerita tentang cinta ga akan pernah bosan diperbincangkan dan ga akan pernah hilang ditelan zaman. Cerita cinta memang ga selamanya indah. Kadang ada yang berakhir dengan tawa, ada juga yang berakhir dengan linangan air mata. Dan patah hati adalah salah satu ending dari cerita ini. Yup. Bad ending (ihiks…..ihiks sedih sekali).
Kata Bang Meggy Z sih, patah hati itu lebih sakit daripada sakit gigi. (kok jadul banget ya…hehehe). Tapi yang paling bener adalah patah hati itu lebih sakit daripada ga patah hati (yeee… ya iyalah!). Nah, kalo sudah kena yang namanya patah hati, hidup serasa mau kiamat, langit runtuh, bumi seakan gelap meskipun ada mentari yang bersinar. Hari-hari terasa sepi karena ga ada pujaan hati. Hati ini tersiksa, seolah mendapatkan penyakit langka yang ga akan pernah ada obatnya. Diri ini semakin sendiri, tidak ada teman yang menemani. Dan kalo sudah begini seakan tidak berguna lagi hidup ini, dan hanya ingin mengakhiri. Terlalu didramatisir nih. Terlalu.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Search This Blog

Hit Counter

Please Join This Site !!!

Contributors

Reza Maulana. Powered by Blogger.

Arsip Blog

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. GUDANG ARTIKEL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger